Aksi Premanisme di Pondok Tahfiz Siti Hajar Sibolangit Memicu Kemarahan Umat
Rahmad Gustin
DPW LMI Sumut
Cerahnya pagi hari 15 September 2022 dirusak oleh sekelompok orang yang menerobos masuk pekarangan Rumah Tahfiz Siti Hajar di Dusun V Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit. Mereka teriak dengan pengeras suara sekaligus merusak pagar dan beberapa properti pondok sambil membentangkan spanduk bertuliskan WARGA MENOLAK KEGIATAN YANG MENIMBULKAN KERESAHAN DI MASYARAKAT SIBOLANGIT.
Pondok Tahfidzul Qur'an ini sudah beroperasi sekitar 5 tahun dengan mendidik santri tanpa dipungut biaya alias GRATIS. Pusat kegiatan pondok yang luas lahannya sekitar 4 hektar ini berbatasan dengan parit, jalan dan sungai. Tidak menggunakan pengeras suara dalam kegiatan belajar mengajar. Lantas pertanyaannya keresahan apa yang ditimbulkannya dan siapa yang resah ?
Video demo sempat viral yang berdurasi kurang dari 3 menit itu terdengar apakah kalian tidak mengancam keberadaan hotel (The Hill) ini nantinya?
Tindakan mereka ini telah MEMICU kemarahan kaum muslimin yang ada disekitar kota Medan. Dengan bergelombang ormas-ormas Islam dan individu pribadi muslim mendatangi Pondok Tahfiz Siti Hajar sebagai bentuk dukungan kepada pondok sekaligus menjawab pertanyaan sekelompok kecil orang yang memulai kegaduhan.
Kejadian ini menjawab stigma negatif yang selama ini dialamatkan kepada Islam dan umatnya dengan tuduhan intoleran, penyebar teror, pemecah belah persatuan dan tuduhan-tuduhan busuk lainnya.
Fakta di lapangan sudah jelas dengan adanya pengerusakan, bukti yang ada bisa ditelusuri untuk mengetahui dalang dan motif adanya Aksi premanisme ini. Tinggal kemauan dan keberanian dari aparat keamanan untuk bekerja secara profesional dalam mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku serta aktor dibelakangnya.
Kaum muslimin masih menaruh kesempatan kepada pihak berwajib sembari mempersiapkan diri ketika sewaktu-waktu diperlukan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan disekitaran pondok. Karena kita menduga pemodal besar bermain dalam kasus ini, maka energi dan nyali besar dibutuhkan untuk menangkap si pelaku.